Raja Henry VIII adalah salah satu raja paling terkenal dalam sejarah Inggris, dikenal karena kepribadiannya yang luar biasa, enam pernikahannya, dan perannya dalam Reformasi Inggris. Pemerintahannya, yang berlangsung dari tahun 1509 hingga 1547, ditandai dengan kekuasaan dan kontroversi, ketika ia mengubah Inggris menjadi negara Protestan dan menjadikan dirinya sebagai salah satu penguasa paling berkuasa pada masanya.
Henry VIII lahir pada tanggal 28 Juni 1491, putra kedua Raja Henry VII dan Elizabeth dari York. Ia naik takhta pada tahun 1509 pada usia 17 tahun, setelah kematian ayahnya. Henry adalah seorang pemuda tampan dan karismatik, dengan kecintaan pada musik, puisi, dan olahraga. Namun, ia juga dikenal karena sifatnya yang cepat marah dan tekadnya yang kejam untuk mencapai tujuannya.
Salah satu warisan Henry yang paling bertahan lama adalah enam pernikahannya, yang merupakan fokus utama pemerintahannya. Istri pertamanya, Catherine dari Aragon, adalah putri Raja Spanyol dan menikah dengan kakak laki-laki Henry, Arthur, yang meninggal tak lama setelah pernikahan mereka. Henry dan Catherine menikah pada tahun 1509, namun pernikahan mereka bermasalah karena ketidakmampuan Catherine untuk mempunyai ahli waris laki-laki. Henry menjadi tergila-gila dengan Anne Boleyn, seorang punggawa muda, dan pada tahun 1533 ia menceraikan Catherine dan menikahi Anne, yang kelak menjadi ibu dari putra satu-satunya yang masih hidup, calon Raja Edward VI.
Pernikahan Henry diwarnai dengan skandal dan kontroversi, karena ia berusaha untuk membatalkan pernikahannya dan menikahi istri baru dengan harapan menghasilkan ahli waris laki-laki. Dua istrinya, Anne Boleyn dan Catherine Howard, dieksekusi atas tuduhan perzinahan, sementara dua lainnya, Jane Seymour dan Catherine Parr, meninggal tak lama setelah melahirkan. Kehidupan cinta Henry yang penuh gejolak menjadi sumber daya tarik bagi subjeknya dan telah menjadi subjek banyak buku, film, dan acara televisi.
Selain pernikahannya, Henry VIII juga dikenal karena perannya dalam Reformasi Inggris. Pada tahun 1534, ia mendeklarasikan dirinya sebagai Kepala Tertinggi Gereja Inggris, melepaskan diri dari kekuasaan Paus di Roma. Hal ini menandai dimulainya Reformasi Protestan di Inggris, ketika Henry membubarkan biara-biara, menyita kekayaan mereka, dan mendirikan Gereja Inggris sebagai agama resmi negara tersebut. Tindakan Henry memicu pergolakan agama yang meluas dan menyebabkan konflik bertahun-tahun antara umat Katolik dan Protestan.
Terlepas dari tindakannya yang kontroversial, Henry VIII adalah seorang penguasa yang kuat dan efektif, yang memperluas kekuasaan monarki dan mengubah Inggris menjadi negara modern. Dia adalah pelindung seni, musisi dan komposer yang terampil, serta pemburu dan olahragawan yang bersemangat. Pemerintahannya ditandai dengan upacara-upacara besar, pesta-pesta mewah, dan hiburan-hiburan mewah yang membantu menjadikan Inggris sebagai kekuatan utama di Eropa.
Kesimpulannya, warisan Raja Henry VIII adalah warisan yang kompleks dan beragam, ditandai dengan kekuasaan, kontroversi, dan drama pribadi. Enam pernikahannya, perannya dalam Reformasi Inggris, dan kepribadiannya yang luar biasa telah menjadikannya sosok yang selalu menarik perhatian para sejarawan dan masyarakat. Pemerintahan Henry merupakan masa perubahan dan pergolakan besar di Inggris, dan pengaruhnya terhadap sejarah negara tersebut masih terasa hingga saat ini.